TribunAsia.net , Jakarta – Google dikabarkan bakal menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu perusahaan dalam menciptakan iklan.
Melansir dari CNBC menunjukkan bahwa Google ingin menggunakan model bahasa AI terbaru mereka, PaLM 2, untuk membantu pengiklan dalam menghasilkan elemen iklan.
Hal ini sejalan dengan laporan dari Financial Times pada bulan April yang juga menyatakan bahwa Google dapat segera menciptakan iklan dengan menggabungkan gambar, video, dan teks yang diberikan oleh pengiklan. Namun, penggunaan model bahasa AI oleh Google tidak berhenti di situ.
CNBC melaporkan bahwa Google juga sedang mencari cara untuk memanfaatkan model AI mereka guna memberikan ide video kepada YouTuber. Selain itu, Google juga berencana mengintegrasikan chatbot AI dalam Play Store, Gmail, dan Maps untuk memberikan dukungan pelanggan.
Baca juga: Anak Usaha Bukalapak Bersama CGS-CIMB Sekuritas Indonesia Luncurkan Aplikasi Bursa Saham
Tidak hanya Google, perusahaan teknologi besar lainnya seperti pemilik Facebook, Meta, juga berupaya menyediakan rangkaian alat AI kepada pengiklan.
Meta baru-baru ini meluncurkan AI Sandbox, yang berfungsi sebagai “lapangan uji coba” perusahaan untuk versi awal tool iklan berbasis AI.
Saat ini, Meta sedang mengembangkan alat untuk pembangkitan latar belakang, pemotongan gambar, dan pembangkitan teks yang membantu pengiklan dalam menciptakan “pesan yang berbeda untuk audiens tertentu.”
Baca juga: OpenAI Resmi Luncurkan Aplikasi ChatGPT untuk iOS, Android Nyusul
Sementara itu, laporan dari The Information menunjukkan bahwa Amazon sedang mengerjakan cara untuk menghasilkan foto dan video bagi perusahaan yang ingin membuat kampanye periklanan di platform mereka.
Amazon juga dikabarkan sedang membangun alat pencarian AI percakapan yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan dari pelanggan, membantu perbandingan produk, dan sebagainya.
Pada acara tahunan I/O yang diadakan minggu lalu, Google memperkenalkan PaLM 2 dan sejumlah fitur AI lainnya yang didukung oleh model tersebut.
“Model PaLM 2 lebih kuat dalam logika dan penalaran, berkat pelatihan yang luas dalam bidang tersebut,” kata CEO Google, Sundar Pichai, di panggung konferensi I/O perusahaan.
“Model ini juga dilatih dengan teks multibahasa yang meliputi lebih dari 100 bahasa.”
PaLM 2 jauh lebih baik dalam berbagai tugas berbasis teks, kata Direktur Riset Senior Google, Slav Petrov, kepada para jurnalis dalam sesi diskusi sebelum pengumuman model ini di konferensi I/O Google, termasuk penalaran, pemrograman, dan terjemahan.
“Ini mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan PaLM 1 [yang diumumkan pada April 2022],” ujar Petrov.
Baca juga: Raih Medali Emas SEA Games, Inilah 5 Fakta Mengerikan Timnas Indonesia U-22 saat Kalahkan Thailand
Sebagai contoh dari kemampuan multibahasa, Petrov menunjukkan bagaimana PaLM 2 mampu memahami idiom dalam berbagai bahasa, dengan memberikan contoh frasa Jerman “Ich verstehe nur Bahnhof,” yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “Saya hanya mengerti stasiun kereta” tetapi lebih dikenal sebagai “Saya tidak mengerti apa yang kamu katakan” atau sebagai idiom dalam bahasa Inggris, “It’s all Greek to me” (Saya tidak mengerti sama sekali).
Dalam sebuah makalah penelitian yang menjelaskan kemampuan PaLM 2, insinyur Google menyatakan bahwa kemampuan bahasa sistem ini “cukup untuk mengajarkan bahasa tersebut” dan mencatat bahwa hal ini sebagian disebabkan oleh keberadaan teks non-Inggris yang lebih meluas dalam data latihannya.
Selain menghadirkan ringkasan hasil pencarian yang dihasilkan oleh AI, Google juga sedang mengembangkan notebook AI yang dilatih berdasarkan dokumen-dokumen pengguna serta cara untuk menggunakan generative AI dalam memperluas deskripsi dalam Play Store.
Media TribunAsia.net menerima Hak Jawab, Hak Sanggah, dan Hak Ralat. hubungi kami WhatsApp/Telpon : 0821-6731-2468
Ikuti Berita dan Baca Artikel yang lain di Google News