TribunAsia.net, Jakarta – GoTo Group, perusahaan teknologi raksasa asal Indonesia, telah mengumumkan penutupan kantor unit pinjaman konsumennya di kota Pune, India barat. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk mencapai profitabilitas, seperti yang disampaikan dalam pernyataan resmi pada hari Senin.
Selain menutup kantor di Pune, GoTo juga mengumumkan bahwa sekitar 30 karyawan akan dirumahkan dan tim lainnya akan dipindahkan ke Bangalore.
GoTo mengklaim bahwa bisnis pinjaman konsumen merupakan kontributor utama dalam strategi pertumbuhan GoTo Financial Technology (GTF) secara keseluruhan. Pada kuartal pertama tahun 2023, jumlah pinjaman yang disalurkan tumbuh sebesar 40% secara kuartalan menjadi 831 miliar rupiah ($55,9 juta).
“Untuk mempertahankan momentum ini, kami melakukan reorganisasi tim peminjaman untuk meningkatkan efektivitas dan pengukuran,” ujar juru bicara perusahaan.
“Salah satu langkahnya adalah memindahkan sebagian dari tim pinjaman konsumen yang berada di Pune, India, ke Bangalore. Sementara itu, insinyur GTF yang berbasis di Indonesia akan mengambil peran yang sebelumnya berbasis di Pune untuk memastikan pemahaman yang lebih dekat dengan pengguna akhir.”
Dengan langkah ini, GoTo berharap dapat mengoptimalkan operasional dan fokus pada profitabilitas mereka. Meskipun penutupan kantor dan pemindahan tim dapat berdampak pada beberapa karyawan, GoTo tetap berkomitmen untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada mereka yang terkena dampak.
GoTo akan memberikan dukungan kepada karyawan yang terdampak di luar persyaratan peraturan, demikian pernyataan perusahaan tersebut.
Menurut juru bicara GoTo, ini merupakan langkah yang ditargetkan. Meskipun keberadaan perusahaan di India berkurang, mereka tetap akan memainkan peran utama sebagai sumber daya teknik bagi Grup.
Tindakan baru-baru ini dilakukan oleh GoTo setelah melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 600 karyawan pada bulan Maret, sebagai bagian dari upaya untuk mencapai profitabilitas dengan menyederhanakan bisnisnya. Pada akhir tahun 2022, perusahaan teknologi ini telah mengurangi 1.300 lapangan kerja.
Berdasarkan laporan keuangan GoTo untuk periode Januari-Maret 2023, jumlah karyawan GoTo pada Maret 2023 berjumlah 9.113 orang, menurun dari 9.287 orang pada Maret 2022. Gaji dan tunjangan karyawan pada Januari-Maret 2023 mencapai 1,57 triliun rupiah, dibandingkan dengan 1,47 triliun rupiah pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga: OpenAI Resmi Luncurkan Aplikasi ChatGPT untuk iOS, Android Nyusul
Menuju titik impas EBITDA
Menurut Swarup Gupta, seorang manajer industri di The Economist Intelligence mengatakan GoTo berusaha mencapai titik impas EBITDA pada akhir tahun 2023 dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Meskipun terdapat peningkatan kecil pada laba bersih pada kuartal ketiga tahun 2022, penurunan yang signifikan pada kuartal berikutnya mungkin membuat manajemen GoTo mempertimbangkan untuk melakukan PHK lebih lanjut.
Perusahaan juga mencatat peningkatan EBITDA yang disesuaikan dan pendapatan bersih pada kuartal pertama 2023, yang menunjukkan bahwa pendapatan dapat meningkat meskipun terjadi PHK dan konsolidasi karyawan.
“Saat ini, tampaknya perusahaan telah mencapai titik impas dan mungkin tidak memerlukan tambahan pendanaan eksternal, terutama jika terus mengurangi biaya melalui penyesuaian ukuran yang lebih lanjut,” ujar Gupta kepada DealStreetAsia.
Baca juga: East Ventures Milik Siapa? Inilah 9 Fakta Menarik Tentang East Ventures, Pengusaha Harus Tahu!
Pentingnya Strategi PHK untuk Meningkatkan Pertumbuhan Pendapatan Perusahaan
Salah satu aspek penting dari strategi pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah memastikan bahwa hal tersebut tidak berbalik menyerang topline perusahaan. “Setelah berhasil mencapai target pemangkasan biaya, perusahaan juga harus fokus meningkatkan pendapatan mereka,” ujar seorang sumber.
Menurut Pasaribu, pertumbuhan pendapatan GoTo mengalami peningkatan yang lambat pada periode Januari-Maret, dikarenakan adanya biaya tambahan di platform GoTo dan persaingan yang ketat. Oleh karena itu, GoTo perlu menemukan cara untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatannya.
Pada kuartal pertama tahun 2023, GoTo mencatatkan pendapatan bersih sebesar 3,3 triliun rupiah, meningkat dibandingkan dengan 1,5 triliun rupiah pada tahun sebelumnya. Pendapatan kotor GoTo pada kuartal terakhir mencapai hampir 6 triliun rupiah, naik dari 5,2 triliun rupiah pada Q1 2022. GTV Grup GoTo juga mencapai 148,5 triliun rupiah pada kuartal pertama tahun 2023, mengalami pertumbuhan sebesar 6% dari tahun sebelumnya yang mencapai 140 triliun rupiah pada periode yang sama.
Pada hari Senin, perdagangan saham GoTo ditutup pada tengah hari setelah mengalami penurunan sebesar 14,97% menjadi 125 rupiah per lembar. Saham GoTo sejauh ini telah mengalami penurunan lebih dari 67% sejak saham tersebut tercatat di pasar pada bulan April tahun lalu.
Media TribunAsia.net menerima Hak Jawab, Hak Sanggah, dan Hak Ralat. hubungi kami WhatsApp/Telpon : 0821-6731-2468
Ikuti Berita dan Baca Artikel yang lain di Google News